Pages

Subscribe:

Labels

Selasa, 16 Agustus 2016

Sebab dan Akibat Terjadi Masalah Autokorelasi

http://image.slidesharecdn.com/autokorelasiautocorrelation-3-150129131508-conversion-gate02/95/autokorelasi-4-638.jpg?cb=1424320205
Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya autokorelasi ???
1.      Inersia
Salah satu ciri menonjol dari sebagian deretan waktu ekonomi adalah inersia atau kelembaman. Seperti telah dikenal dengan baik, deretan waktu seperti GNP. Indeks Harga, produksi, kesempatan kerja dan pengangguran menunjukkan pola siklus. Dalam kasus-kasus tersebut observasi yang berurutan nampaknya saling bergantungan.
2.      Bias spesisifikasi mengeluarkan variabel yang relevan dari model
3.      Bias spesifikasi karena bentuk fungsional yang tidak benar
4.      Fenomena Cobweb
Penawaran banyak komoditi pertanian mencerminkan apa yang disebut “Fenomena Cobweb” di mana penawaran bereaksi terhadap harga dengan keterlambatannya satu periode waktu karena keputusan penawaran memerlukan waktu untuk penawarannya (periode persiapan) jadi pada awal musim tanam tahun ini pertanian dipengaruhi oleh harga yang terjadi tahun lalu.
5.      Manipulasi data
Dalam analisis empiris, data kasar seringkali “dimanipulasikan”. Sebagai contoh, dalam regresi daretan waktu yang melibatkan data kuartalan, data seperti itu biasanya diperoleh dari data bulanan dengan hanya marata-ratakan 3 observasi 3 bulanan. Pemerataan-rataan ini meratakan fluktuasi dalam data bulanan dan dengan sendirinya mengakibatkan pola sistematis dalam error sehingga menyababkan autokorelasi.


Apa akibatnya jika terjadi Autokorelasi ???

  1. Penduga tetap tak bias, konsisten tetapi tidak lagi efisien (variansnya tidak lagi minimum). Oleh karena itu selang keyakinannya menjadi lebar dan pengujian arti (signifikan) kurang kuat.
  2. Varians dan kesalahan standar penduga OLS akan menaksir varians dan kesalahan sebenarnya terlalu rendah.
  3. Pengujian arti t dan F tidak lagi valid sehingga menghasilkan kesimpulan yang tidak valid.
  4. Memberikan gambaran yang menyimpang dari nilai populasi sebenarnya.
  5. Autokorelasi yang kuat dapat pula menyebabkan dua variabel yang tidak berhubungan menjadi berhubungan. Biasa disebut spourious regression. Hal ini terlihat dari R2.

0 komentar:

Posting Komentar